a.
HALUAN KANAN/ KIRI
·
Pasukan dalam keadaan bershaf.
·
Fungsi Haluan adalah merubah arah pasukan tanpa merubah keadaan pasukan.
·
Penjuru sebagai patokan/ poros.
·
Pasukan maju sambil jalan ditempat secara perlahan-lahan menempuh arah 900
ke kanan/ kiri lengan tidak dilenggang.
·
Haluan kanan penjurunya adalah banjar paling kanan shaf terdepan Haluan kiri
penjurunya adalah banjar paling kiri shaf terdepan.
·
Pergerakan pasukan harus lurus seperti daun pintu dengan cara melirik barisannya
(kepala tetap lurus kedepan).
·
Penjuru bebas untuk menengok kiri/ kanan, bila pergerakannya sudah selesai dan
barisan sudah lurus, maka dia berteriak LURUS !!
·
Perputaran pasukan semakin jauh bila makin menjauhi penjuru.
·
Diam ke diam
·
Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan
aba-aba HENTI = GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh
ditanah.
·
Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
·
Diam ke jalan
·
Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan
aba-aba MAJU = JALAN, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh ditanah,
pasukan langsung maju langkah biasa.
·
Jalan ke jalan
·
Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan.
·
Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan
aba-aba MAJU = JALAN, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh
ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
·
Jalan ke diam
·
Aba-aba : HALUAN KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kanan/ kiri jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan.
·
Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS ! Maka komandan harus memberikan
aba-aba HENTI = GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/ kanan jatuh
ditanah.
·
Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
MELINTANG
KANAN/ KIRI
·
Pasukan dalam keadaan berbanjar.
·
Fungsi melintang adalah merubah bentuk pasukan (dari banjar jadi shaf) tanpa
merubah arah pasukan.
·
Melintang itu dibagi menjadi dua wilayah dunia, wilayah kiri dan wilayah kanan.
·
Melintang kanan artinya melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kanan
kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kanan terlebih dahulu lalu
haluan kiri.
·
Melintang kiri artinya melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kiri
kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kiri diteruskan haluan
kanan.
·
Aba-aba yang dipakai :
·
Diam ke diam : MELINTANG KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Diam ke jalan : MELINTANG KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
·
Jalan ke jalan : MELINTANG KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
·
Jalan ke diam : MELINTANG KANAN/ KIRI = JALAN.
·
Untuk aturan berhenti ataupun maju setelah penjuru memberikan isyarat lurus
sama dengan aturan pada haluan.
b.
ABA-ABA
·
Adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
·
Kaidah aba-aba
1.
Harus dilafalkan dengan JELAS.
2.
Harus diucapkan dengan TEGAS.
3.
Harus diucapkan dengan KERAS.
4.
Ucapannya harus BERIRAMA (tidak seenaknya)
5.
Ucapannya harus BERJEDA (ada antara, jarak).
·
Jenis aba-aba
·
Aba-aba petunjuk
Digunakan hanya jika perlu , untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/ pelaksanaan.
Contoh : Kepada Pembina Upacara-HORMAT = GERAK
Untuk
perhatian-ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
Peleton 7 SIAP = GERAK
·
Aba-aba PERINGATAN
Inti peringatan yang cukup jelas, untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh : LENCANG KANAN = GERAK
DUDUK SIAP = GERAK
ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
·
Aba-aba PELAKSANAAN
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba peringatan.
·
GERAK = Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh : JALAN DITEMPAT = GERAK
SIAP = GERAK HORMAT KANAN = GERAK
·
JALAN = Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh : DUA LANGKAH KEDEPAN = JALAN
HALUAN KANAN/
KIRI =
JALAN
(Apabila dibatasi jaraknya, maka tidak pakai kata maju)
MAJU = JALAN
HALUAN KANAN/ KIRI MAJU = JALAN
(Apabila tidak dibatasi jaraknya, maka pakai kata maju)
·
MULAI = Untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh : HITUNG = MULAI
BERSHAF KUMPUL = MULAI
·
Yang harus diperhatikan dalam memberi aba-aba
·
Waktu memberi aba-aba pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, kecuali dalam keadaan yang tidak mengizinkan untuk melakukan
itu.
·
Apabila aba-aba itu berlaku juga bagi si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan dan tidak menghadap pasukan.
Contoh : Kepada Pembina Upacara- HORMAT = GERAK. Pemberi aba-aba
bersama-sama dengan pasukan melakukan gerakan menghormat. Aba-aba TEGAK = GERAK
diberikan si komandan dalam keadaan sedang memberi hormat.
·
Untuk aba-aba perubahan langkah dalam keadaam berjalan, tidak perlu menggunakan
kata MAJU.
Contoh : LANGKAH TEGAP/ BIASA = JALAN.
·
Untuk beberapa aba-aba perubahan arah dalam keadaan berjalan memakai kata MAJU,
karena ada aba-aba HENTI, demikian pula sebaliknya tidak memakai kata MAJU,
karena tidak ada aba-aba HENTI.
Contoh : BALIK KANAN MAJU = JALAN
HADAP KANAN/ KIRI MAJU
= JALAN
BELOK
KANAN/ KIRI = JALAN
·
Aba-aba yang menunjukan arah harus memakai kata penghubung “ KE”
Contoh : 4 LANGKAH KE KA/ KI/ DEPAN/ BELAKANG.
·
Apabila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANGI.
Contoh : LENCANG KANAN – ULANGI—SIAP = GERAK
·
Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.
·
Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan
terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar
kecilnya pasukan.
·
Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang “dihentakkan”.
·
waktu antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperpanjang
sesuai dengan besar kecilnya pasukan dan atau tingkatan pasukan (konsentrasi
perhatian).
·
Dilarang memberikan keterangan-keterangan lain disela-sela aba-aba pelaksanaan.
c.
BELOK KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan
berbanjar.
· Dari diam ke jalan
· Aba-aba : BELOK
KANAN/ KIRI MAJU = JALAN.
· Aba-aba JALAN si penjuru
langsung jalan ditempat sambil mengarah ke kanan/ kiri secara perlahan.
· Rekan dibelakangnya
(banjar paling dalam/ banjar kesatu) jalan ditempat sambil merapat ke depan.
· Hitungan setelah aba-aba
Hitungan
1-6 Jalan ditempat
Hitungan 7
Melangkah kaki kiri
Shaf berikutnya
ditambah dua dari rekan didepannya.
· Banjar kedua melangkahkan
kaki biasa.
· Banjar paling luar
(Banjar ketiga) melangkahkan kaki biasa dengan langkah kaki yang diperlebar
· Pergerakan belok kanan/ kiri
ini seperti daun pintu.
· Dari jalan ke jalan
· Aba-aba : BELOK
KANAN/ KIRI = JALAN.
· Aba-aba pelaksanaan
dijatuhkan pada saat kaki kanan/ kiri jatuh ditanah, setelah ditambah satu
langkah, penjuru mulai jalan ditempat dan berputar 900 ke kanan/
kiri.
· Bila aba-aba jatuh di
kaki kiri, maka hitungan 6, bila jatuh di kaki kanan hitungan 7, dengan cara
langsung jalan ditempat, bukan ditambah satu langkah.
· Shaf dan banjar harus
tetap lurus, dengan cara melirik ke kanan/ kiri.
d.
DUA KALI BELOK KANAN/ KIRI
· Pasukan dalam keadaan
berbanjar.
· Posisi/ pergerakan
pasukan seperti ketika melakukan belok kanan, hanya saja pasukan melakukannya
dua kali
· Dari diam ke jalan
· Aba-aba : DUA
KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN.
· Hitungan setelah aba-aba
(Khusus untuk banjar penjuru)
Hitungan
1-6 Jalan ditempat
Hitungan 7
Melangkah kaki satu kali
Hitungan
8-12 Jalan ditempat
Hitungan
13
Melangkah kaki langsung maju
Shaf berikutnya
ditambah dua dari rekan didepannya.
· Banjar kedua melangkahkan
mengikuti arus banjar kesatu, bergerak setengah lingkaran dengan langkah biasa.
· Banjar paling ketiga sama
dengan langkah yang diperlebar.
· Dari jalan ke jalan
· Aba-aba : DUA KALI
BELOK KANAN/ KIRI = JALAN.
· Hitungan seperti diatas
dikurangi Saturday
· Bila aba-aba jatuh di
kaki kanan, maka hitungannya seperti pergerakan dari diam ke jalan.
· Banjar kedua dan ketiga
sama dengan diatas.
PBB VII
e.
BUKA/ TUTUP BARISAN
· Terbagi atas dua, PBB
Baku dan Variasi.
· Dalam PBB Baku, Buka/
Tutup barisan, pasukan datang dalam keadaan tidak berjalan, diam, dengan bentuk
pasukan berbanjar.
Aba-aba :BUKA
BARISAN = JALAN.
· Ketika ada aba-aba diatas,
maka banjar kesatu dan ketiga bergeser satu langkah ke kanan/ kiri, sedangkan
banjar kedua (yang tengah diam).
· Aba-aba TUTUP BARISAN =
JALAN, maka banjar kesatu dan banjar ketiga bergeser untuk menutup, banjar
tengah diam.
· Dalam PBB Variasi, Buka/
Tutup barisan pergerakan pasukan dalam keadaan berjalan, yaitu:
· Dari diam ke jalan, aba-abanya
BUKA BARISAN MAJU = JALAN.
· Dari jalan ke jalan,
aba-abanya BUKA BARISAN = JALAN.
· Ketentuan pergeseran
(membuka/ menutup) sama seperti diatas.
f.
TIAP-TIAP BANJAR 2 KALI BELOK KANAN
· Pasukan dalam keadaan
langkah biasa, melakukan pergerakan berputar setengah lingkaran.
· Diam ke jalan
· Aba-aba : TIAP-TIAP BANJAR 2
KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN.
· Hitungan setelah aba-aba
Hitungan
1-8 Jalan ditempat.
Hitungan 9
Melangkahkan kaki langsung
maju
Shaf berikutnya ditambah dua dari rekan didepannya.
§ Jalan ke jalan
· Aba-aba : TIAP-TIAP
BANJAR 2 KALI BELOK KANAN = JALAN
· Hitungan seperti diatas
kurangi satu.
· Bila aba-aba jatu di kaki
kanan, maka hitungannya seperti pergerakan dari diam ke jalan.
0 komentar:
Posting Komentar